Menjaga Ilmu dengan Taftisy Kutub
Posted on 22nd Apr 2025 at 22:40 by Mizan News
تَفْتِيْشُ الكُتُبِ فِيْ مَعْهَدِ المِيْزَانِ
Apa Itu Taftisy Kutub ?
Taftisy kutub (تفتيش الكتب) secara harfiah berarti "pemeriksaan kitab". Dan menurut istilah adalah kegiatan pemeriksaan kitab-kitab yang dimiliki oleh para santri di pesantren. Tujuannya adalah mengontrol bacaan agar sesuai dengan manhaj dan kurikulum pesantren. Kegiatan ini juga meliputi:
-
Memeriksa koleksi kitab para santri
-
Melacak kitab-kitab yang dilarang atau menyimpang
-
Menjaga agar santri tetap dalam koridor keilmuan pesantren (manhaj salaf)
-
Menjaga ketertiban dan kontrol terhadap bahan bacaan
Kenapa Taftisy Kutub Dilakukan ?
-
Kontrol kurikulum tak langsung: memastikan santri tidak belajar dari kitab yang belum waktunya atau belum diajarkan.
-
Menjaga akidah & pemikiran: mencegah penyebaran ide yang dianggap "nyeleneh" atau belum sesuai dengan jenjang belajar mereka.
-
Menghindari kitab ‘gadungan’ atau cetakan yang menyimpang.
Bagaimana Proses Taftisy Kutub ?
Biasanya dilakukan oleh asatidz atau pengurus bagian pengajaran, dengan tahapan seperti:
-
Pengecekan nama kitab, pengarang, dan isi
-
Pencatatan kitab yang tidak sesuai (kadang diminta disita/dikembalikan)
-
Teguran atau arahan kepada santri terkait penggunaan kitab tersebut
Kapan Proses Taftisy Kutub Dilaksanakan?
Proses ini dilaksanakan biasanya pada masa akhir santri kelas 6 TMI, pada 17 April atau yang berdekatan dengan itu.
Di mana Kegiatan Ini Dilaksanakan?
Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Riyadusholihin di Ponpes Al-Mizan Banten.
Kutipan-kutipan berikut ini merupakan pendapat dari beberapa santri kelas 6 TMI serta beberapa asatidz mengenai kegiatan Taftisy Kutub di pondok.
Adapun pertanyaan yang diajukan dalam wawancara ini adalah:
“Apa pesan dan kesan dari kakak yang dapat kakak sampaikan dari kegiatan Taftisy Kutub ini?”
Berikut adalah nama-nama narasumber beserta kutipan jawaban mereka:
Ka Ammar: "Ilmu itu harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Ibarat menanam benih, ilmu adalah tentang bagaimana kita merawat dan memeliharanya. Jika kita merawatnya dengan baik, maka hasilnya pun akan baik. Namun jika kita merawatnya dengan buruk, maka hasilnya juga akan buruk. Hal ini sejalan dengan ungkapan dalam Mahfudzat:
مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
“Barang siapa yang menanam, maka dia akan menuai.”
Ka Fajri: "Kegiatan ini mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam menjaga dan merawat buku, serta mendorong kita agar melengkapi buku-buku pelajaran yang diperlukan. Sejujurnya, saya merasa menyesal karena selama ini kurang teliti dalam menjaga buku—kadang hilang, atau dipinjam teman namun tidak dikembalikan."
Ka Ilham:”Sebenarnya untuk para santri kedepannya agar lebih memperhatikan buku-buku yang ia miliki agar siap dalam ujian Taftisy Kutub ini, dan sejujurnya kegiatan ini sangat bermakna karena kita dapat pelajaran agar lebih baik dalam menjaga sesuatu terutama buku”
Dan berikut pertanyaan pada santri yang bukunya lengkap dan tidak lengkap beserta pesan dan kesan mereka
Tips agar lengkap semua buku pelajaran dengan menyeluruh !
“Bagaimana caranya, Kak, agar bisa menjaga buku tetap lengkap?”
Contoh Santri Teladan: Ka Chio merupakan contoh santri teladan yang selalu menjaga kelengkapan bukunya. Berikut kesan dan pesan dari Ka Chio:
“Sebenarnya cara agar buku tetap lengkap yaitu dengan merawat dan memperhatikan buku-buku tersebut, karena buku akan terpakai hingga kita sampai pada tahap ini, dan agar tidak perlu meminjam lagi ke orang lain”
Pesan-kesan dari perwakilan guru TMI:
“Untuk apa diadakannya Taftisy Kutub?”
“Apa pesan dari ustadz untuk para santri dari diadakan Taftisy Kutub ini, khususnya untuk santri yang masih menempuh studi atau belajar di Pondok Al-Mizan?”
Berikut kesan dan pesan dari Al-Ustadz Hery Setiawan, S.Si., M. Pd.
“Agenda Taftisy Kutub ini bertujuan untuk mengetahui seberapa lengkap buku-buku santri, memeriksa kelengkapan catatan, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam menjaga dan merawat buku pelajaran masing-masing.”
Dan Berikut kesan dan pesan dari Al-Ustadz Habib Masturi S.Pd. I
“Buku itu ibarat tali untuk mengikat buruan dan dan Ilmu itu ibarat binatang buruan yang harus kita ikat dengan kuat supaya buruan tersebut tidak kabur, buku itu penting jangan sampai dihilangkan beberapa santri selepas ujian kadang meninggalkan buku mereka di kelas dan lupa untuk mengambilnya kembali. Memang wajar lagipula
الإِنْسَانُ مَكَانُ الخَطَإِ وَ النِّسْيَانِ
“Manusia itu tempatnya salah dan lupa”
Dan agar dapat kita lihat Kembali manakala kita lupa tentang suatu pelajaran yamg telah kita ingat”
Penulis: Nauval Arda Bili